PANDUAN MEMBAYAR ZAKAT FITRAH
ZAKAT FITRAH
Zakat Fitrah ialah zakat diri yang diwajibkan
atas diri setiap individu lelaki dan perempuan muslim yang berkemampuan dengan
syarat-syarat yang ditetapkan. Kata Fitrah yang ada merujuk pada keadaan
manusia saat baru diciptakan sehingga dengan mengeluarkan zakat ini manusia
dengan izin Allah akan kembali fitrah.
a. Yang Berkewajiban Membayar
Pada
prinsipnya seperti definisi di atas, setiap muslim diwajibkan untuk
mengeluarkan zakat fitrah untuk dirinya , keluarganya dan orang lain yang
menjadi tanggungannya baik orang dewasa, anak kecil, laki-laki maupun wanita.
Berikut adalah syarat yang menyebabkan individu wajib membayar zakat fitrah:
1.
Individu
yang mempunyai kelebihan makanan atau hartanya dari keperluan tanggungannya
pada malam dan pagi hari raya.
- Anak
yang lahir sebelum matahari jatuh pada akhir bulan Ramadan dan hidup
selepas terbenam matahari.
- Memeluk
Islam sebelum terbenam matahari pada akhir bulan Ramadan dan tetap dalam
Islamnya.
- Seseorang
yang meninggal selepas terbenam matahari akhir Ramadan.
b. Besar Zakat
Besar
zakat yang dikeluarkan menurut para ulama adalah sesuai penafsiran terhadap hadits
adalah sebesar satu sha' (1 sha'=4 mud, 1 mud=675 gr) atau kira-kira setara
dengan 3,5 liter atau 2.7 kg makanan pokok (tepung, kurma, gandum, aqith)
atau yang biasa dikonsumsi di daerah bersangkutan (Mazhab syafi'i dan Maliki)
c. Waktu Menyerahkan
Zakat Fitrah dikeluarkan pada bulan
Ramadan, paling lambat sebelum orang-orang selesai menunaikan Salat Ied. Jika
waktu penyerahan melewati batas ini maka yang diserahkan tersebut tidak
termasuk dalam kategori zakat melainkan sedekah biasa.
d. Yang Berhak Menerima Zakat
Penerima Zakat secara umum ditetapkan dalam 8 golongan/asnaf
(fakir, miskin, amil, muallaf, hamba sahaya, gharimin, fisabilillah, ibnu
sabil) namun menurut beberapa ulama khusus untuk zakat fitrah mesti didahulukan
kepada dua golongan pertama yakni fakir dan miskin. Pendapat ini disandarkan
dengan alasan bahwa jumlah/nilai zakat yang sangat kecil sementara salah satu
tujuannya dikelurakannya zakat fitrah adalah agar para fakir dan miskin dapat
ikut merayakan hari raya dan saling berbagi sesama umat islam.
Hadits-hadits
yang membicarakan tentang zakat fithri disebutkan oleh Ibnu Hajar dalam
Bulughul Marom sebagai berikut.
Hadits no.
627
عَنِ اِبْنِ عُمَرَ
رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: – فَرَضَ رَسُولُ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم
– زَكَاةَ اَلْفِطْرِ, صَاعًا مِنْ تَمْرٍ, أَوْ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ: عَلَى
اَلْعَبْدِ وَالْحُرِّ, وَالذَّكَرِ, وَالْأُنْثَى, وَالصَّغِيرِ, وَالْكَبِيرِ,
مِنَ اَلْمُسْلِمِينَ, وَأَمَرَ بِهَا أَنْ تُؤَدَّى قَبْلَ خُرُوجِ اَلنَّاسِ
إِلَى اَلصَّلَاةِ – مُتَّفَقٌ عَلَيْه ِ
Dari
Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam mewajibkan zakat fithri dengan satu sho’ kurma atau satu sho’
gandum bagi hamba dan yang merdeka, bagi laki-laki dan perempuan, bagi
anak-anak dan orang dewasa dari kaum muslimin. Beliau memerintahkan agar zakat
tersebut ditunaikan sebelum manusia berangkat menuju shalat ‘ied.” Muttafaqun
‘alaih. (HR. Bukhari no. 1503 dan Muslim no. 984).
Hadits no.
628
وَلِابْنِ عَدِيٍّ
مِنْ وَجْهٍ آخَرَ, وَاَلدَّارَقُطْنِيِّ بِإِسْنَادٍ ضَعِيفٍ: – اغْنُوهُمْ
عَنِ اَلطَّوَافِ فِي هَذَا اَلْيَوْمِ –
Dikeluarkan
oleh Ibnu ‘Adi dari jalur lainnya dan Daruquthni dengan sanad yang dho’if
disebutkan, “Itu sudah mencukupi mereka dari keliling meminta-minta pada
hari tersebut.”
Hadits no.
629
– وَعَنْ أَبِي سَعِيدٍ اَلْخُدْرِيِّ – رضي الله
عنه – قَالَ: – كُنَّا نُعْطِيهَا فِي زَمَانِ اَلنَّبِيِّ – صلى الله عليه وسلم –
صَاعًا مِنْ طَعَامٍ, أَوْ صَاعًا مِنْ تَمْرٍ, أَوْ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ, أَوْ
صَاعًا مِنْ زَبِيبٍ. – مُتَّفَقٌ عَلَيْه
وَفِي رِوَايَةٍ: – أَوْ صَاعًا مِنْ أَقِطٍ –
قَالَ أَبُو سَعِيدٍ: أَمَّا أَنَا فَلَا أَزَالُ
أُخْرِجُهُ كَمَا كُنْتُ أُخْرِجُهُ فِي زَمَنِ رَسُولِ اَللَّهِ
وَلِأَبِي دَاوُدَ: – لَا أُخْرِجُ أَبَدًا
إِلَّا صَاعًا –
Dari
Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Kami menyerahkan zakat
pada zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan satu sho’ makanan,
satu sho’ kurma, satu sho’ gandum, atau satu sho’ anggur (kering).” Muttafaqun
‘alaih. (HR. Bukhari no. 1508 dan Muslim no. 985).
Dalam
riwayat lain disebutkan, “Atau dengan satu sho’ keju.” (HR. Bukhari no. 1506
dan Muslim no. 985).
Abu
Sa’id berkata, “Adapun saya terus menerus mengeluarkan zakat fithri seperti itu
sebagaimana aku keluarkan di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.”
(HR. Muslim).
Dalam
riwayat Abu Daud disebutkan, “Aku tidak mengeluarkan kecuali dengan ukuran satu
sho’.” (HR. Abu Daud no. 1618).
Beberapa
faedah dari hadits di atas:
- Zakat fitrah merupakan zakat
diri, di mana Allah memberikan umur panjang baginya sehingga ia bertahan
dengan nikmat-l\lya.
- Zakat fitrah juga merupakan
bentuk pertolongan kepada umat Islam, baik kaya maupun miskin sehingga
mereka dapat berkonsentrasi penuh untuk beribadah kepada Allah Ta'ala dan
bersukacita dengan segala anugerah nikmat-Nya.
- Hikmahnya yang paling agung
adalah tanda syukur orang yang berpuasa kepada Allah atas nikmat ibadah
puasa. (Lihat Al Irsyaad Ila Ma'rifatil Ahkaam, oleh Syaikh, Abdurrahman
bin Nashir As-Sa’di hlm. 37.)
- Di antara hikmahnya adalah
sebagaimana yang terkandung dalam hadits Ibnu Abbas radhiAllahu 'anhuma di
atas, yaitu puasa merupakan pembersih bagi yang melakukannya dari
kesia-siaan dan perkataan buruk, demikian pula sebagai salah satu sarana
pemberian makan kepada fakir miskin.
Demikian penjelasan singkat mengenai zakat fithri. Jangan
lupa, tunaikanlah nanti menjelang Idul Fithri. Semoga Allah berkahi harta dan
diri saudara.